SOKOGURU, Mojokerto- Sejak diresmikan pada 7 Februari 2024 Sentra industri kecil dan menengah (IKM) Batik Maja Bharama Wastra di di Jl. Kedungsari, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto, Jawa Timur telah mencatatkan kenaikan angka produksi tahunan.
Pemerintah Kota Mojokerto mencatat produksi tahunan yang awalnya sebanyak 786 potong per tahun, kini meningkat menjadi 5.477 potong per tahun.
Direktur Jenderal (Dirjen) Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Reni Yanita, menyampaikan hal itu dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa (25/3).
“Berdasarkan data dari Pemerintah Kota Mojokerto, terdapat 30 perajin di Sentra IKM Batik Maja Bharama Wastra telah memiliki legalitas usaha, 14 perajin telah mendapatkan sertifikasi Batikmark, dan 1 perajin sudah bersertifikasi SNI. Diharapkan capaian itu akan terus meningkat di masa mendatang,” ungkapnya.
Baca juga: Melalui Inovasi, UMKM Ethnic Gendhis Hadirkan Batik Sesuai Selera Anak Muda
Kehadiran sentra IKM Batik Maja Bharama Wastra, sambungnya, turut berperan meningkatkan daya saing pelaku usaha dan perajin batik di wilayah itu, sehingga mereka bisa lebih inovatif dan kreatif.
Menurut Reni, adanya sentra IKM itu merupakan wujud kolaborasi antara Kementerian Perindustrian dengan Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskopukmperindag) Kota Mojokerto.
Pembangunan sentra IKM Batik Maja Bharama Wastra dilakukan dengan menggunakan skema Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang IKM tahun 2023.
Reni mengatakan, sentra IKM Batik Maja Bharama Wastra merupakan bukti nyata sinergi antara pemerintah pusat dan daerah untuk dapat menciptakan ekosistem industri kreatif yang berdaya saing tinggi sekaligus mempertahankan warisan budaya lokal.
“Dengan memiliki fasilitas yang lengkap, diharapkan Sentra Batik Maja Bharama Wastra dapat menjadi percontohan bagi sentra batik lainnya. Sebabnya, sekitar 201 sentra IKM batik yang tersebar di 11 provinsi dari seluruh Indonesia yang dimaksimalkan dan diberdayakan potensinya baik untuk pengembangan kapasitas perajin, maupun daya saing pelaku industri batik.
Baca juga: Diluncurkan, Malam Batik Berkelanjutan Berbasis Sawit Pengganti Lilin Minyak Bumi
Berbagai fasilitas yang tersedia di Sentra IKM Batik Maja Bharama Wastra, antara lain gedung utama yang terdiri dari tujuh ruang produksi di antaranya untuk proses mencanting, proses cap batik, ruang desain, proses colet, dan ruang jahit.
Selain itu, sentra juga telah dilengkapi dengan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang memungkinkan perajin untuk menggunakan teknik pewarnaan yang lebih bervariasi tanpa mencemari lingkungan.
Fasilitas lainnya adalah galeri pemasaran, yang berfungsi untuk mempromosikan berbagai hasil produksi batik, tidak hanya kain tetapi juga berupa produk turunan seperti tas, sepatu, dan aksesoris fesyen lainnya.
“Sentra ini juga dilengkapi dengan ruang pertemuan dan pelatihan yang dapat digunakan untuk menyelenggarakan workshop, kunjungan edukasi, serta berbagai kegiatan kesenian dan pengembangan keterampilan bagi pelaku IKM batik,” imbuh Reni.
Produksi meningkat
Dirjen IKMA menyampaikan, keberadaan Sentra Batik Mojokerto ini tidak hanya mampu meningkatkan kapasitas produksi para perajin, tetapi juga memberikan dampak sosial dan ekonomi yang signifikan bagi perajin batik di Mojokerto.
“Dengan dukungan fasilitas yang lebih baik, kami berharap para perajin dapat terus berkembang dan bersaing di pasar nasional maupun internasional,” ujarnya.
Baca juga: Tingkatkan Ekonomi Keluarga, Kelurahan Pejaten Barat Miliki Sanggar Seni Batik
Bahkan, keberadaan Sentra Batik Mojokerto juga turut meningkatkan jumlah tenaga kerja di sektor batik Mojokerto. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan jumlah tenaga kerja yang melibatkan 125 orang.
Menurutnya, sinergi pengembangan sentra batik juga sangat didukung oleh Pemerintah Kota, di mana sentra ini juga telah memproduksi batik dalam jumlah besar untuk kebutuhan pakaian seragam ASN di lingkungan Pemerintah Kota Mojokerto.
Sentra IKM Batik Maja Bharama Wastra juga berperan sebagai tempat pelestarian bagi para perajin batik sekaligus membina generasi baru perajin batik.
Hal ini penting untuk menarik minat generasi muda agar keterampilan membatik tetap lestari. Beragam langkah dilakukan melalui program edukasi dan pelatihan membatik bagi siswa sekolah dasar hingga mahasiswa, selain itu diadakan kegiatan ekstrakurikuler membatik di sekolah.
"Keberlanjutan industri batik tidak hanya bergantung pada kualitas produk, tetapi juga pada regenerasi perajinnya. Melalui Sentra IKM Batik Maja Bharama Wastra, kami berharap semakin banyak anak muda yang tertarik untuk menekuni dan melestarikan seni membatik," jelas Reni.
Hadapi batik printing
Di sisi lain, Reni menyebut, salah satu tantangan yang dihadapi oleh industri batik lokal adalah persaingan dengan batik printing yang dijual dengan harga lebih murah.
Produk tekstil bermotif batik yang diproduksi secara massal dapat mengancam eksistensi batik tulis dan cap yang dibuat secara tradisional oleh para perajin.
“Oleh karena itu, diperlukan upaya yang lebih besar dalam meningkatkan kualitas, kreativitas, serta memperluas pemasaran produk batik lokal, sehingga masyarakat menyadari nilai-nilai pada produk batik tradisional,” tegas Reni.
Menurutnya, batik tulis dan batik cap memiliki nilai seni serta filosofi yang tidak dapat digantikan oleh batik printing.
“Kita perlu terus mendorong inovasi, meningkatkan kualitas, dan memberikan edukasi kepada masyarakat agar lebih menghargai batik asli sebagai bagian dari warisan budaya bangsa,” tambah Reni lagi.
Ia berharap dengan berbagai upaya yang telah dilakukan, Sentra IKM Batik Maja Bharama Wastra diharapkan dapat menjadi motor penggerak industri batik di Mojokerto, serta mampu meningkatkan kesejahteraan para perajin melalui inovasi, edukasi, dan pemasaran yang lebih luas.
“Dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat, sangat diperlukan guna memastikan keberlanjutan industri batik yang berdaya saing tinggi,”tutupnya.
Di lain pihak, Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Yedi Sabaryad,i mengungkapkan, dalam rangka pelaksanaan program jangka panjang, Pemerintah Kota Mojokerto telah berupaya menarik minat generasi muda dalam melestarikan batik.
Penyelenggaraan program seperti Duta Batik, aktivasi komunitas pecinta batik “Anak-Anak Majapahit”, serta kegiatan edukasi batik di sekolah-sekolah telah dilakukan untuk menumbuhkan kecintaan terhadap batik sejak dini.
“Pihak Pemerintah Kota Mojokerto terus melakukan pelaporan dan koordinasi dengan Pemerintah Pusat terkait tindak lanjut pengembangan sentra yang telah dikembangkan,” terang Yedi.
Yedi menjelaskan, berbagai pameran dan event nasional seperti Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) dan Indonesia Teen Fashion Week (ITFW) juga telah diikuti oleh Sentra IKM Batik Maja Bharama Wastra guna memperluas pasar dan memperkenalkan Batik Mojokerto ke tingkat nasional dan internasional.
“Produk-produk batik dari sentra ini telah dipasarkan tidak hanya di berbagai wilayah Indonesia, seperti Jawa Timur, Jakarta, Jawa Barat, dan Kalimantan, tetapi juga telah merambah pasar luar negeri, termasuk Malaysia, Australia, Swiss, Prancis, dan Amerika Serikat,” pungkasnya. (SG-1)